Udara malam Purwokerto menyambut kami *tsaahh...
Jalanan di seputaran Rumah Sakit Margono tampak lengang. Padahal jam
baru menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengirim sms pemberitahuan akan
kedatangan kami ke Mas Hono *haish*, kami pun menunggu dijemput.
Tidak berapa lama akhirnya muncul sosok Mas Hono. Disusul
seorang kawannya. Mas Arifin. Aku pun berkenalan dengan keduanya. Karena aku
memang belum mengenal satupun diantara mereka. Berbeda dengan Kak Eva yang
sudah mengenal Mas Hono lebih dulu.
Tanpa banyak berbasa-basi, kami pun beranjak menuju rumah
kontrakan mereka. Rumah yang dikontrak beramai-ramai selama menjalani PKPA di
Purwokerto. Kami berdua dipinjami sebuah kamar sendiri. Agenda malam ini hanya
istirahat. Mempersiapkan fisik untuk pendakian esok harinya.
Rabu, 16 Mei 2012
Pagi sampai siang hanya kami [aku dan Kak Eva.red] habiskan
dengan berkeliaran di seputar rumah kontrakan [baca: jalan cari makan],
berguling-guling di kasur sambil menonton tivi, memonopoli rumah kontrakan
hehe. Karena si empunya kontrakan sedang keluar semua. Praktek di Rumah Sakit.
Waktu berjalan begitu lambat rasanya. Bosan.
Ba’da zuhur Mas Hono dan Mas Arifin akhirnya pulang
*ahaayy.. Setelah sholat zuhur dan final packing, kami pun berangkat menuju
basecamp Bambangan, Purbalingga. Dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam perjalanan
dari Purwokerto dengan menggunakan motor. Melintasi kota Purbalingga, hutan,
juga perkebunan strawberry. Udara dingin mulai terasa :D
Menjelang ashar, kami pun menjejak basecamp Bambangan. Dan
bahkan dari basecamp ini, kabut sudah membuat kami tidak dapat melihat
pemandangan dengan jelas. Semoga diatas sana kabut tidak terlalu tebal, doaku
dalam hati. Setelah meluruskan punggung dan kaki setelah 2 jam duduk di atas
motor, kami pun mulai persiapan pendakian. Administrasi alias pendaftaran
pendakian, minum minuman berenergi *Kak
Eva suka ternyata :p*, pemanasan [dengan judul : bikin sendiri gaya loe :p],
dan sholat ashar. Nah, sudah lengkap semua persiapannya. Berangkaattt!!!
Melewati gapura Bambangan, kami disuguhi pemandangan
perkebunan sayur milik penduduk sekitar. Terlihat beberapa petani yang masih
sibuk di kebun. Setelah habis perkebunan, kami mulai memasuki daerah hutan.
Dengan pohon-pohon tinggi yang mendominasi pemandangan, perjalanan ini mulai
terasa seru. Beberapa lama setelah memasuki area hutan, kami tiba di sebuah
padang kecil yang indah [lebih mirip dengan lapangan sih]. Dengan dikelilingi
pepohonan yang rimbun dan semburat langit sore yang syahdu *haiss :p*, membuat
padang mini ini semakin cantik. Dan poto-potolah kami disana sambil melepas
lelah :D. Awalnya kupikir padang ini adalah pos 1. Namun ternyata bukan kawan.
Pos 1 masih berada nun diatas sana.
boleh lah ya narsis dikit di blog sendiri. perhatikan padang mininya saja :p |
Dari padang mini rute sudah lebih sering menanjak. Kami
sampai di Pos 1 saat matahari sudah mulai tenggelam. Azan magrib pun
berkumandang [masih kedengeran samar-samar.Alhamdulillah :)]. Di Pos 1 terdapat
bangunan kecil, sering disebut Bedeng. Dari 9 pos Gunung Slamet, hanya 3 pos
yang memiliki bedeng yakni Pos 1, Pos 5 dan Pos 7.
Dengan bertayamum, kami pun melaksanakan kewajiban sholat
maghrib. Setelah sholat, kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan
perjalanan. Menatap indahnya langit senja menjelang malam sambil makan coklat
itu romantis *tsaahh...
Kurang lebih jam 7 malam kami melanjutkan perjalanan menuju
Pos 2. Kondisi Kak Eva mulai terlihat kurang baik. Paracetamol yang diminum
sepertinya tidak membantu banyak. Aku mulai khawatir.
1,5 jam perjalanan menuju Pos 2. Tidak ada perkembangan atas
kondisi Kak Eva. Kami memutuskan masak makan malam dan mendirikan tenda di Pos
2.
Kami terlalu sibuk memasak mie, membuat api, dan memasang
tenda. Sehingga belum ada keputusan tentang apa rencana kami selanjutnya.
Lanjut pendakian atau bermalam di Pos 2. Makan malam sudah siap [mie instan
yang entah rasanya :p], api sudah berkobar-kobar *lebay*, tenda pun sudah
berdiri. Kami harus memaksa-maksa Kak Eva supaya mau makan dan istirahat di
tenda.
Karena belum ada kejelasan tentang rencana selanjutnya, aku
memutuskan ikut berbaring di tenda bareng Kak Eva. Mas Hono dan Mas Arifin
terdengar berbincang di luar tenda. Beberapa waktu kemudian mereka memanggilku.
Nah, keputusan akan segera dibuat.
Pertanyaan pertama yang diajukan kepadaku begitu keluar
tenda adalah : Kiki kepengen muncak? Dengan mantap aku anggukkan kepala. Sudah
sampai sini. Aku ingin lanjut sampai puncak. Dan kami pun berunding tentang
siapa yang akan muncak bersamaku dan siapa yang akan tinggal menjaga Kak Eva.
Kami bertiga tahu sama tahu, kami semua ingin muncak. Dan setelah melalui
berbagai pertimbangan, kami pun membuat keputusan. Aku dan Mas Arifin
meneruskan perjalanan, Mas Hono tinggal di Pos 2 bersama Kak Eva.
Persiapan pun dimulai. Mas Arifin membongkar muatan
carrierku. Meninggalkan barang yang tidak terlalu diperlukan. Hanya membawa
barang-barang terpenting. Pelajaran paling utama saat packing. Memastikan alat
penerangan yang akan kami bawa, sleeping bag, mantel untuk jaga-jaga bila hujan
turun serta makanan dan minuman seperlunya. Lumayan lah. Beban menjadi tidak
seberat saat pertama berangkat tadi.
Jam menunjukkan pukul 10 malam. Kami berdoa. Untuk puncak
Slamet. Untuk kelancaran pendakian. Untuk kesehatan. Dan untuk keselamatan... Aku
dan Mas Arifin berjabat tangan. Layaknya berikrar. Mengukuhkan hati. Memantapkan langkah. Menjaga
api semangat juga keberanian dalam hati kami agar tetap menyala. Dan kamipun melanjutkan
perjalanan...
bersambung 3428 mdpl part 3: dari Pos 2 hingga Pos 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar