Demi ribuan detik yang sudah terlampaui usiaku, agar tak
berlalu begitu saja.
Demi ribuan kali nafas yang kuhela, agar tak sekedar
memenuhi rongga dada belaka.
Demi ribuan langkah kaki yang tak henti, agar tak sekedar
berjalan di tempat yang sama.
Dan demi indahnya semesta beserta isinya, agar tak henti
syukur kita padaNya...
***
Bukan dengan tidak sengaja baru menulis catper ini sekarang.
Bukan dengan alasan menamatkan 3 buku lebih dulu. Bukan pula mencari-cari
alasan menerbitkan mood itu susah rasanya. Hanya saja aku ingin menikmati
sensasi manis perjalanan hingga akhir. Dan ketika aku menuliskannya kembali,
manis itu akan kembali dan kembali lagi.
Berteman secangkir teh hangat dan lagu-lagu Within
Temptation, catatan perjalanan ini pun mulai
kutuliskan...
Bismillah..
Karimunjawa. Kepulauan yang sudah ditetapkan sebagai Taman
Nasional ini terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kepulauan ini terdiri
dari 27 pulau. Terkenal sebagai surganya para pecinta biota bawah laut. Sebab bisa
dikatakan Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang dan ratusan ikan hias.
Bukan hanya sekejap aku merasakan keinginan untuk kesana. Bukan
hanya sekedar keinginan yang sambil lalu. Dan kemudian, Karimunjawa mengisi
baris nomor 4 resolusiku tahun ini :p. Pertengahan tahun adalah waktu idaman
untuk kesana. Musim hujan berakhir, ombak tak terlalu besar, cuaca cerah. Sempurna.
Tapi tidak, ternyata aku belum berjodoh dengan Karimunjawa di pertengahan
tahun. Slamet dan Semeru begitu menggoda. Dan kupikir Karimunjawa akan lebih
bisa menunggu.
Oktober. Akhirnya itu bulan yang terpilih. Tanggal? Lebih cepat
lebih baik. Minggu pertama. Sip! Segera daftar ke Explore Solo, tour-agent yang
dikelola oleh kawan. Sip, sudah terdaftar. Tinggal bersiap untuk berangkat. Perjalanan
kali ini, aku ditemani oleh Renny, kawan semasa SMF dulu. Sudah lama kami tak
bertemu. Dan berharap nostalgia sepasang kawan lama ini akan menjadi seru :). Sepakat
berangkat dari Jogja Jumat malam via travel langsung menuju Pelabuhan Kartini,
Jepara. Tapi apa mau dikata, ada kesalahan teknis. Kami tak kebagian seat. Pengalihan rencana. Jalankan Plan
B *tsaahh
Jumat, 5 Oktober 2012
Solo. Kota tujuan pertama dari Plan B-ku. Basecamp Explore-Solo
sebagai specific destination. Berangkat
dari stasiun Tugu Jogja menggunakan
kereta Madiun Jaya pukul 18.00 dan berhenti di stasiun Solo Jebres
kurang lebih satu jam lima belas menit kemudian. Keluar dari stasiun Solo
Jebres, kami berniat naik angkot menuju UNS. Tapi bukankah tidak seru bila
dalam perjalanan tidak ada kejutan? Dan kejutan pertama kami di kota Solo
adalah bertemu dengan bapak satpam yang aneh tapi baik :D. Niat awal hanya
bertanya soal angkot sama bapak satpam yang ternyata disambut agak berlebihan. Si
bapak menjelaskan dengan sangat detail angkot yang harus kami tumpangi, ikut
membantu kami menyeberang jalan -_- *berasa anak TK atau lansia kalau begini? *,
dan diakhiri dengan memanggil salah seorang kawan ojeknya. Awalnya kami
bersikukuh mau naik angkot saja. Tapi si bapak satpam memaksa. Sudah malam,
biar lebih cepat sampai, kata beliau. Ya sudahlah. Ngojek. Itung-itung
nyenengin Renny yang belum pernah naik ojek sebelumnya :p
Cepat sekali kami tetiba sudah sampai di depan gapura besar
UNS. Hahay! Segera kirim pesan singkat ke Mbak Imeh, kawan yang juga ikut
mengelola Explore-Solo. Minta dijemput :p. Perkawananku dengan Mbak Imeh pun
terbilang unik. Kami dipertemukan secara tidak sengaja [atau sengaja? Tergantung dari sudut mana kau memandang] di salah satu trip Goa Pindul. Rombongannya
dan rombonganku dijadikan satu kala itu. Dan sejak saat itulah kami berkawan. Hingga
sekarang.
Pukul 19.45, Mbak Imeh yang malam itu memakai kaos
Evanescence –band favorit kami berdua- datang menyambut kami dengan senyum
ramahnya. Diajaknya kami berdua ke basecamp
Explore-Solo. Rencananya kami akan berangkat bersama dengan tour-leader dari
Explore-Solo jam 12 malam. Jadi selama menunggu tengah malam, kami bisa rehat
sejenak di basecamp.
Ditemani secangkir kopi Toraja, sekotak kecil kue moci,
lagu-lagu Evanescence, juga kucing Persia yang lucunya minta ampun, kami pun
menebas waktu dengan obrolan menyenangkan khas sahabat. Sekitar pukul 21.00,
Erwin, yang nantinya akan menjadi tour-leader
kami pun datang. Akhirnya datang juga. Bukan apa-apa, kami menunggu Erwin
karena mau makan bersama. Dan karena cacing di perut sudah meronta-ronta sejak
tadi, tidak perlu menunggu waktu cukup lama dari kedatangan Erwin, kami pun
beranjak keluar. Cari makan :p.
Angkringan di seputaran panggung terbuka ISI Surakarta
tempat yang dipilih untuk makan malam kami. Gapura besar berbentuk kapal ,
panggung terbuka berbentuk lingkaran dengan tangga di seputar panggung, lampu
temaram. Muda-mudi tampak duduk-duduk dan mengobrol disana-sini. Malam yang
begitu hidup di kota Solo. Dan obral-obrol kami pun berlanjut. Membahas apa
saja. Mulai dari aneka menu angkringan, cerita kota masing-masing dari kami,
sampai siapa traktir siapa -_-. Tak terasa malam semakin larut. Kami pun
beranjak. Meninggalkan sisa-sisa tawa kami di sela malam.
Sampai di basecamp
lagi. Tidak membuang waktu, kami bersiap berangkat menuju terminal. Pukul 00.40
bus jurusan Semarang yang kami tumpangi pun berangkat dari terminal. Kantuk yang
melanda dikalahkan oleh jogetan sang bus malam. Liukannya yang tajam setajam ___
*eh gak jadilah* berulang kali menggoyang-goyangkan tubuhku yang mulai gemulai
diserang kantuk. Alhasil tidur nyenyak berkualitas pun tak didapat.
Sabtu, 6 Oktober 2012
Pukul 03.00 dini hari sampailah kami di Semarang. Karena bus
yang menuju Jepara belum datang, kami bertiga pun menyempatkan minum jahe
hangat di salah satu angkringan. Jam segini ternyata kota Semarang sudah
bangun. Dan aku curiga, mungkin sebenarnya Semarang tak pernah tidur. Hanya selama
waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan minuman dalam gelas kami, bus yang
dinanti pun tiba. Kami bergegas naik. Dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam
perjalanan untuk sampai di Jepara. Dan karena mata yang masih berat, tak ayal
lagi, berulang kali aku terkantuk-kantuk di samping supir bus. Renny sih sudah
terlelap di sampingku. Tentu melelahkan baginya berpindah-pindah angkutan macam
ini. Sabar yah, kataku dalam hati.
Berulang kali memejamkan mata. Berulang kali pula terjaga. Hanya
sekedar ingin tahu sudah sampai mana. Dari Semarang, kami melintasi kota wali,
Demak, untuk selanjutnya memasuki Kabupaten Jepara.
Pukul 04.45 pagi bus yang kami tumpangi berhenti di depan
terminal Jepara. Nampaknya hujan menyapa kota Jepara semalam. Genangan air terlihat
disana-sini dan wangi khas tanah tercium begitu keluar dari bus. Segar. Begitu turun
dari bus, kami pun bergegas mencari mushola untuk menjalankan sholat Subuh. Mendung
masih menggantung di langit. Sisa hujan semalam. Tak nampak cerahnya fajar. Semburatnya
saja pun tidak. Doa penuh harap agar mendung berganti cerah menemani langkah kami
menuju Pelabuhan Kartini, Jepara.