Istilah itu sering aku gunakan dulu ketika sedang ingin bermalasan-malasan atau lagi mager sebutan jaman sekarang 🤭. Padahal sebenarnya istilah itu bisa bermakna lebih dalam. Sebuah keseimbangan, kalau boleh aku simpulkan.
Dalam bukunya yang berjudul The Art of Doing Nothing, Veronique Vienne menyebutkan bahwa tidak melakukan apa-apa (doing nothing) merupakan hal terbaik sebelum berkegiatan. Contohnya mengambil waktu 10 menit di pagi hari untuk tidak melakukan apa-apa, sarapan dengan santai, atau menikmati teh di tepi jendela. Momen doing nothing ini bisa membantu mengkondisikan mood, mengatur ritme, memberi jeda untuk istirahat juga mengisi energi kembali sebelum beraktifitas lagi. Yang tak kalah penting, doing nothing ini memberi kesempatan pada kita untuk secara sadar hadir utuh di momen sekarang.
Bagiku, momen doing nothing ini cukup efektif untuk memunculkan ide dan pemikiran tentang banyak hal. Ide menulis misalnya, seringkali muncul ketika aku sedang tidak melakukan apa-apa, saat hanya melihat-lihat rak buku, atau saat duduk diam selepas sholat. Lebih jauh, memikirkan tentang beberapa masalah, pencarian solusi, atau bagaimana merespon keadaan di luar sana biasanya akan lebih terang ketika kita sedang tidak melakukan apa-apa.
Tentu ini tidak bisa dijadikan alasan untuk bermalas-malasan seperti aku dulu 😝. Tapi tuntutan untuk selalu produktif juga berpotensi memicu stres. Jadi sepertinya doing nothing dalam porsi cukup adalah sebuah upaya untuk menciptakan keseimbangan.
***
Unggahan hari ke-20 #30haribercerita
Unggahan ini di-repost oleh akun @30haribercerita. Meski sadar bahwa itu hanya bonus, tak bisa dipungkiri rasanya memang menyenangkan 😆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar