“ Aku
memimpikanmu semalam,”masih dengan piyamanya, Karin beranjak dari tempat tidur
menuju dapur.
Ari masih
enggan beranjak dari tempat tidur. Tapi toh akhirnya dia bangun juga. Duduk di
tepi tempat tidur, memandang ke luar jendela, “ Oh ya? Coba ceritakan.”
Karin
memasukkan tiga sendok coklat bubuk ke dalam cangkirnya. Menambahkan sedikit
sekali gula lalu menuangkan air panas. Mulai mengaduknya perlahan.
“ Ada banyak
sekali orang waktu itu. Lalu kau datang. Menghampiriku. Entah bagaimana caranya
kau menemukanku.” Karin membawa cangkirnya ke meja kecil dekat jendela di sudut
dapur.
“ Lalu?” Ari
berjalan malas menuju dapur. Berantakan sekali dapur ini, pikirnya.
“ Lalu kau
membuka tas kecil panjang berwarna hitam. Ternyata isinya teleskop. Hei, jangan
terlalu banyak kopinya.”
Ari urung
memasukkan sendok keempat kopi toraja favoritnya. Ah, dia tau saja.
“ Iya, nggak
banyak kok. Setelah kukeluarkan teleskop, lalu apa?” Ari mencari stoples wadah
gula pasirnya. Dan berhasil menemukannya di dekat tumpukan piring kotor.
Menuang air panas dan mulai mengaduk isi cangkirnya.
“ Lalu kau
menggandeng tanganku. Mengajak keluar dari keramaian itu. Melihat langit dari
balik teleskop.” Karin tersenyum sendiri. Memandang derasnya hujan di luar dari
jendela dapur.
“ Apa yang
terlihat waktu itu, Sayang?” Ari meletakkan cangkir kopi di meja kecil dekat
jendela di sudut dapur.
“ Ada
Jupiter bersama empat pengiringnya.”
“ Hmm.. Kau
rindu padaku?”
“ Tentu
saja. Itu sebabnya aku sampai memimpikanmu.”
“ Aku juga
rindu sekali padamu.”
Karin
tersenyum mendengar kalimat Ari yang terakhir.
“ Hari ini
jangan telat ngantor lagi ya Sayang.”
“
Iyaa...bawel kesayanganku. Ya sudah, aku mandi dulu ya.”
“ Oke.”
“ I love
you.”
“ Love you
too.”
Klik.
Karin
meletakkan telepon selulernya di meja. Meminum lagi coklat panasnya yang kini
sudah mulai dingin. Masih menatap hujan dari balik jendela. Dan masih
merindukan laki-laki yang baru saja meneleponnya.
Ari
menghabiskan kopi yang tersisa di cangkir. Menatap telepon seluler yang
tergeletak di meja. Adalah foto seorang gadis sebagai latarnya. Gadis yang baru
saja dia dengar suaranya lewat telepon. Ah, aku rindu sekali padamu, batinnya.
![]() |
hei kamu, aku rindu. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar