Minggu, 22 Januari 2012

gua pindul - sungai oyo

bersiap-siap masuk gua

Mumpung masih seger di ingatan... :)
Sudah di agendakan hari ini [Minggu.22 januari 2012] cavetubing ke Gua Pindul. Setelah ngidam berminggu-minggu, akhirnya jadi juga aku ke gua satu ini :D
Setelah pake acara kumpul molor dan drama ban bocor, akhirnya sampailah kami, 11 orang yang berniat cavetubing, ke dusun Gelaran, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul – basecamp Gua Pindul. Sampai disana, wow! Orangnya banyak banget. Jadilah kami mengantri untuk mendapat kesempatan menyusuri Gua Pindul. Selain susur gua, sebenarnya masih ada beberapa alternatif wisata yang ditawarkan disana. Rafting di Sungai Oyo, jelajah Sendang 7 warna, juga petualangan ekstrim di Gua Sioyot. Kami memilih paket Gua Pindul dan Sungai Oyo.
Antrian pengunjung cukup banyak hari itu. Maklum, long weekend. Jadilah kami menanti cukup lama. Selalu berharap mendapat giliran saat pick-up datang membawa ban-ban dan pelampung.
Dan oh!akhirnya giliran kami tiba juga. Wajah-wajah kami cerah seketika :D. sudah bersiap memakai pelampung meskipun ban-nya belum datang hahaha. Rombongan kami digabung dengan 2 rombongan lain karena jumlah personil kedua rombongan itu hanya 3 dan 4 orang saja. Jadilah kami 18 orang didampingi 3 pemandu berangkat berjalan menuju mulut Gua Pindul.
Baru melihat mulut guanya saja rasanya sudah senang. Mengingat penantian kami yang begitu lama di basecamp :p. dan perjalanan kami pun dimulai.
mulut gua


Gua Pindul, yang kurang lebih 300 meter panjangnya ini terbagi menjadi 3 zona. Zona terang, zona remang dan zona gelap abadi. Zona terang dimulai dari mulut gua hingga beberapa meter dari  mulut gua. Dilanjutkan dengan zona remang dan kemudian memasuki zona dimana tak ada sinar matahari sama sekali atau disebut zona gelap abadi.
Di dalam gua, kami bisa melihat keindahan stalagtit dan stalagmit. Beberapa masih aktif yang artinya masih bisa tumbuh, namun tak sedikit pula yang sudah tak aktif. Kami juga disuguhkan dengan indahnya stalagtit yang berlekuk-lekuk layaknya kipas yang disebut batu pilar. Ada yang berukuran kecil dan ada pula yang berukuran besar.
batu pilar

Dan oh, yang membuat kami tambah berisik di dalam gua adalah saat mas pemandu menjelaskan satu stalagmit yang agak istimewa. Batu perkasa sebutannya. Konon mitosnya bila lelaki menyentuh batu ini maka dia akan menjadi lebih perkasa. Haha. Dan sudah bisa ditebak efeknya. Para lelaki berebut mendekati si batu perkasa. Dengan gerakan yang terbatas karena gendutnya ban, ada beberapa kawan yang hanya berhasil menjejakkan kakinya saja. Dan malangnya, penjelasan tentang mitos batu perkasa ini diberikan oleh mas pemandu yang berada di rombongan paling belakang. Jadilah rombongan lelaki yang ada di depan mengeluh kecewa karena tidak bisa menyentuh si batu perkasa. Hahaha
Setelah itu kami juga melihat stalagtit yang berkilauan. Berwarna  biru. Disebut batu kristal. Panjangnya kira-kira 2,5 meter. Cantik  sekali.
batu kristal

Oh ya, hampir lupa. Sebelum memasuki zona gelap abadi, pemandu kami menghentikan laju ban-ban kami. Katanya kami diharap menciptakan suasana hening dan mematikan semua sumber penerangan kami untuk beberapa saat. Konon katanya, bila kita berdoa saat itu, maka akan terkabul.
Di Gua Pindul ini juga terdapat stalagtit berukuran raksasa. Dan berdasarkan sumber  mas pemandu, stalagtit yang memiliki nama Sokoguru ini adalah stalagtit yang ke-3 terbesar di dunia. Wow! Terbesar pertama ada di New Zealand, dan terbesar kedua ada di Mexico.

Keluar dari zona gelap abadi, kami memasuki wilayah gua vertikal. Disebut seperti itu karena langit-langit gua yang sangat tinggi.
langit-langit yang tinggi di area gua vertikal

Dan selesailah perjalanan di Gua Pindul. Tapi petualangan kami tak selesai disitu. Masih ada Sungai Oyo yang menanti :D
pintu keluar gua

Keluar dari area Gua Pindul kami harus berjalan kurang lebih 500 meter [yah,kurasa lebih :p] untuk mencapai Sungai Oyo. Melintasi sawah-sawah milik penduduk setempat sambil membawa ban gendut tak mengurangi kesenangan kami berfoto-foto :p
perjalanan dari Gua Pindul menuju Sungai Oyo

Dan akhirnya ekor mataku menangkap kelok sungai. Tak salah lagi. Kami sudah sampai di Sungai Oyo. Girang sekali melihat arusnya agak deras. Bakalan seru sepertinya. Tapi ternyata arus deras itu hanya sekejap saja. Hihi. Tak mengapa. Karena view disana benar-benar luaarrr biasaa cantiknya.. tebing-tebing mini yang indah menggamit sungai yang kami lalui. Tapi sayang sekali baterai kamera digital yang kami bawa habis. Jadilah kami memotret dengan kamera HP yang dibungkus plastik. Buram. Dan karena cukup susah juga memotret dengan posisi ada di dalam ban, kami tak mendapat mengabadikan kecantikan tebing mini Sungai Oyo dengan sempurna.
cukup perhatikan tebing mini sebagai latar foto ini :p

Ada beberapa air terjun mini di Sungai Oyo. Di air terjun mini yang terbesar disana, kami berhenti. Menikmati keindahan air terjun mini yang unik sekaligus melihat aksi kawan-kawan yang loncat indah dari atas tebing. Aku penasaran ingin mencoba. Dan naiklah aku ke atas tebing. Sempat ragu-ragu saat berada diatas. Tapi apalah artinya sampai sana bila tak mencoba semuanya. Hoho. Setelah memastikan mas pemandu sigap berjaga di bawah dan mendengarkan semua aba-aba darinya kyaaaaa...loncatlah aku. Byuuuurrrr! Uh-oh. Seruuuuu...!!!! tapi nampaknya gaya meloncatku kurang benar. Menyebabkan pantatku terasa lumayan sakit. Hoho. Tapi tak apa. Lain kali diulang lagi :p
salah satu air terjun mini

Hari beranjak sore. Meskipun sebenarnya kami belum puas bermain loncat-loncat disana, kami toh harus tetap melanjutkan perjalanan. Air yang tenang membuat kami santai. Menatap langit sore hari diatas ban menyusuri sungai adalah kenikmatan tersendiri. Ahh! Tak tergantikan.. gaya kami sudah bermacam-macam saat itu. ada yang duduk sempurna diatas ban, ada yang tiduran, ada yang memilih tidak memakai ban, bahkan ada ban yang menaiki orangnya. Haha.
Tak terasa kami sampai di ujung perjalanan. Yaaahhh...belum puas rasanya. Beberapa meter dari tepi sungai ada sebuah warung kecil. Kami boleh makan apa saja, minum apa saja, dan tak perlu bayar di warung. Tapi bayar di basecamp. Hehe. Tanpa perlu ditawari 2 kali, kami semua langsung menyerbu warung. Berebut memesan teh hangat. Berebut makan gorengan. Sudah tak ada rasa canggung lagi antar rombongan. Kami sudah seperti satu rombongan saja. Bercanda, tertawa-tawa. Kawan-tawa-senja. Sempurna!
Puas menghabiskan teh dan gorengan, kami beranjak pulang. Hari sudah sangat sore. Dengan menaiki pick-up kami beramai-ramai meninggalkan tepian Sungai Oyo. Hari ditutup dengan sangat indah sore itu. wajah kami semua ceria. Gua Pindul dan Sungai Oyo akan kami ingat selalu sebagai tempat seru untuk didatangi dan didatangi lagi :D
Gua Pindul-Sungai Oyo baru sebagian kecil dari keindahan yang dimiliki negeri kita tercinta, Indonesia. Masih banyak tempat-tempat indah lainnya di seluruh pelosok negeri yang bisa dikunjungi. Dan bagaimana aku tidak mencintai negeriku bila seindah ini?

Jumat, 13 Januari 2012

rindu #2

mengingatmu itu menyiksaku. sendu.
merindumu itu meracuniku. kelu.
menulis tentangmu itu membunuh kalimatku. bisu.
tentang rasa ini adalah entah kenapa...
tentang kangen ini adalah nyata ketika...
dan tapi mendadak diam. hitam.


Minggu, 25 Desember 2011

[tak] malu (aku) jadi orang Indonesia


Waktu itu aku kelas 2 SMP. Didaulat mewakili sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi. Salah satu puisi karya Taufiq Ismail kala itu yang dipilih untuk kubawakan. Saat itu aku tak begitu paham makna apa dibalik puisi yang akan kubawakan. Tapi sekarang, setelah aku membacanya lagi, ASTAGA...

Malu (aku) Jadi Orang Indonesia
I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
II
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
III
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkota
cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,
Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
IV
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

Tapi mau bagaimanapun, ini negeriku. Aku mencintai negeriku. Aku cinta Indonesia. Berusaha berjuang dengan caraku sendiri untuk kebaikan negeri. Dan tentu saja berusaha agar tak malu aku jadi orang Indonesia.
Mari berkarya untuk Indonesia!

Sabtu, 24 Desember 2011

tentang pilihan

" hidup selalu menawarkan pilihan..tersenyum atau marah..memaafkan atau membalas..mencintai atau membenci..bersyukur atau mengeluh..berharap atau putus asa..
tidak ada pilihan yang tanpa konsekuensi..namun Allah selalu memberi yang terbaik..
rencana kita boleh indah..tapi rencana Allah yang terindah..hidup kita mungkin baik-baik saja..tapi hidup bersama Allah lebih sempurna.."
[din.01-11-2011]


yap. hidup ini tentang pilihan kawan. tak sedetikpun dari hidup yang kita lewati tanpa membuat sebuah pilihan.jadi, ayo buat hidup kita lebih baik dengan memilih yang baik pula.. :)

Jumat, 16 Desember 2011

until the end


Don't change the way you think of me
We're from the same story
Life moves on, can't stay the same
For some of us, i'm worried

While some have gone their separate ways

Theres some still caught up with the past instead
But move on, you're missing most of your life
They say its hard to stay the same
When some fail, while other men seem to gain, my friend
I'll be with you here until the end
[until the end-A7X]

Salah satu lagu favorit kita :)
Bersyukur atas usia yang masih diberi. Atas nafas yang masih berhembus. Atas semua keindahan dalam hidupku. Bersyukur atas duka yang selalu penuh hikmah. Atas luka yang membuatku mengenal kata pantang menyerah..
Bersyukur karena mengenalmu, kawan.. :)

Minggu, 04 Desember 2011

kertas.daur.ulang.


Tak perlu bensin pula kayu bakar itu. Cukup kau saja. Api. Sudah membakarku. Sempurna.
Tak perlu penghiburan indahnya bulan. Cukup kau saja. Malam. Sudah menebas indahnya senjaku. Kelam.
Tak perlu fatamorgana oase itu. Cukup kau saja. Gersang. Sudah menenggak habis tawaku.  Hilang.
Tak sedikit langit menumpahkan hujan. Menghapus sedu sedan. Mengganti tawa yang ditelan gersang.
Beribu pagi menjelang. Mengganti pekatnya malam. Menanti anggun cakrawala senja datang.
Keringnya hati kadang tak menyadari hadirnya hujan.
Gelapnya jiwa kadang tak memaknai terangnya pagi.
Maka disinilah aku sekarang.
Menjejak malam. Menantang gersang.
Memungut abu. Berdiri perlahan. Meniti jejak pertama. Menjadikannya kembali ada.
Kertas daur ulang...