"Satu-satunya cara untuk belajar adalah dengan hidup."
-Mrs.Elm-
***
Hidup seringkali tidak seperti yang kita harapkan. Harapan-harapan itulah yang seringkali membuat kita kecewa atau merasa mengecewakan orang lain. Menjalani hidup seperti yang orang lain harapkan begitu melelahkan. Membuat kita merasa tidak berharga. Dan tidak bahagia.
Kalau boleh kugambarkan, kurang lebih begitulah yang dirasakan Nora Seed, sebagai pembuka cerita di buku ini. Hal-hal mengecewakan terus-terusan terjadi. Penyesalannya makin menumpuk. Dan bahkan Volts ~kucingnya~ mati, membuatnya ingin mati juga.
Alih-alih mati karena keracunan obat anti depresan, Nora malah terjebak di Perpustakaan Tengah Malam dan bertemu dengan Mrs. Elm, pustakawati sekolahnya dulu. Perpustakaan Tengah Malam adalah sebuah tempat yang tercipta di antara kehidupan dan kematian. Memiliki buku dengan jumlah tak terhingga dan tiap bukunya menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani. Kehidupan yang mungkin terjadi bila kau mengambil keputusan-keputusan berbeda di kehidupan akarmu. Akankah kehidupan yang lain lebih baik? Atau lebih buruk?
Dan petualangan Nora pun dimulai. Saat pertama sampai di perpustakaan, Nora ditunjukkan Buku Penyesalan miliknya yang sangat berat dan berisi banyak penyesalan dalam hidupnya, keputusan-keputusan yang dia sesali, hal-hal yang membuatnya merasa tidak ingin hidup lagi. Tapi di perpustakaan itu Nora juga berkesempatan memilih buku-buku lain di mana dia berada di kehidupan yang lain. Kehidupan dunia paralel.
Nora mencoba banyak kehidupan. Sebagai perenang juara olimpiade, pemain band terkenal, pemilik pub di pedesaan, glasiolog, perawat anjing, pemilik perkebunan anggur dan bahkan seorang ibu.
Menjalani banyak kehidupan lain membawa perubahan pada diri Nora dalam memandang apa yang terjadi di kehidupan akarnya, membuat penyesalan Nora semakin ringan dan menyadarkannya bahwa setiap kehidupan pantas dijalani. Bahwa kebaikan-kebaikan kecil akan sangat berarti dan membawa perubahan. Petualangan Nora di perpustakaan mengantarkannya pada penerimaan eksistensinya. Penerimaan diri sendiri yang menjadikannya sosok Nora yang baru, Nora yang tidak hidup dengan khayalan kesempurnaan ekspektasi orang lain juga Nora yang tidak melarikan diri dari rasa sakitnya.
Meskipun di pertengahan sempat merasa bosan karena banyaknya kehidupan yang dicoba Nora, kurasa Matt Haig ~penulis~ cukup berhasil membuat pembaca bertahan sampai akhir dan bahkan mengakhiri buku ini dengan sangat indah dan menyentuh.
Dari sekian banyak kehidupan yang dicoba Nora, kurasa yang paling berkesan bagiku adalah saat Nora menjadi musisi terkenal (bagian menjawab pertanyaan di podcast). Kupikir yang disampaikan Nora di podcast itu luar biasa. Mengingat dia hampir saja membunuh dirinya sendiri.
"Tidak ada kehidupan tempat kau bisa terus-menerus berbahagia untuk selamanya. Mengkhayalkan kehidupan semacam itu ada hanya menumbuhkan semakin banyak ketidakbahagiaan dalam kehidupan yang tengah kau jalani." -Nora Seed-
Jadi, teruslah hidup meskipun dunia memang kadang se-menyebal-kan ini, se-tidak-adil ini, se-menyakit-kan ini, se-mengecewa-kan ini. Teruslah hidup dengan kebaikan-kebaikan sekalipun itu kecil. Teruslah hidup. Karena setiap kehidupan layak dijalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar