Kamis, 29 November 2012

blue-sapphire-nya Indonesia, Karimunjawa (2)



Biarkan saja ombak berdebur kencang, bila dengan begitu aku dapat memahami tenangnya pantai.
Dan biarkan saja hujan mengguyur deras, bila dengan begitu aku bisa mengerti nikmatnya berteduh.
Dan tak apalah tiada selalu bertemu, bila dengan begitu aku bisa merasakan syahdunya rindu.
Akan selalu ada nikmat di setiap hela,
Akan ada pemahaman baru di setiap jeda,
Dan semoga senantiasa ada syukur di dalamnya.



***
Pelabuhan Kartini pagi itu berwarna kelabu. Mendung masih menggelayut di tepian langit. Sisa-sisa hujan membasahi dedaunan, tanah, juga kursi  dan meja pemilik warung makan di sekitar pelabuhan. Laut tampak tenang. Sudah terlihat kapal yang akan membawa para penumpang menuju satu-satunya destinasi, Karimunjawa.

Aku, Renny dan Erwin segera menemui sepasang suami-istri yang sudah sampai terlebih dahulu. Bapak Oki dan Ibu Inchie. Sepasang suami-istri paruh baya yang hendak menikmati liburan bersama di jeda jadwal kerja. Sungguh membuat iri pasangan ini. Di usia yang terbilang tak lagi remaja, sudah memiliki cucu pula, beliau berdua masih nampak kompak berwisata menjelajah tempat-tempat baru. Romantis.

Kami pun berkenalan dan mengobrol, sementara Erwin mengantri tiket kapal. Aku dan Renny sempat dikira masih SMP -_-‘’ [ ya, ya, baiklah, dilihat dari sudut manapun, tubuh kami memang mungil]. Mendengarkan cerita pasangan ini tentang petualangan mereka ke berbagai tempat di Indonesia maupun luar negeri seru sekali. Belum lagi usai kisah petualangan Pak Oki dan Ibu Inchie, Erwin datang bersama 3 orang pria berwajah lokal dan 4 bule. Ah, rombongan ketiga, pikirku. Benar saja, 7 orang tadi adalah rombongan terakhir. Kedatangan mereka menggenapi sudah rombongan trip kali ini. 11 orang plus 1 tour-leader, Erwin. Begitu personil rombongan sudah lengkap, Erwin pun membagikan tiket kapal. Tak berapa lama, kami pun berduyun-duyun *semacam transmigrasi kedengarannya :p* menuju kapal, KMP Muria.

Butuh waktu sekitar 6 jam menuju Pulau Karimunjawa menggunakan KMP Muria. Waktu yang cukup untuk merasa bosan :p. Dan sayang sekali keberangkatan kapal waktu itu terlambat satu jam. Kapal yang seharusnya berangkat jam 8 pagi harus mundur hingga jam 9.

Lepas dari dermaga, pemandangan pun berganti. Sejauh mata memandang hanya birunya langit dan birunya laut yang nampak. Cantik sekali. Namun 6 jam bukan waktu yang singkat untuk tak melakukan apapun. Di menit awal aku dan Renny masih sibuk sekali berbagi cerita. Tertawa-tawa. Kemudian ketika bosan mulai melanda, kami berganti haluan. Mulai dari mendengarkan musik, mengamati orang-orang yang ada di kapal, hingga mengamati burung yang nampaknya sedang malas terbang dan memilih untuk menikmati laut di atas ranting yang diombangambingkan ombak.

Dan akan selalu ada muara dari sebuah penantian panjang. Pukul 15.15 WIB kapal pun merapat di dermaga Karimunjawa. Ah, akhirnya. Betapa 6 jam ini dibayar lunas dengan pemandangan indah di depan mata.


Aku bersemangat sekali turun dari kapal. Betapa tidak, duduk 6 jam membuat tubuhku penat. Setelah memastikan semua anggota rombongan sudah lengkap, kami pun berjalan kaki menuju penginapan. Tak ada agenda khusus petang ini. Jadi kami bebas mau ngapain saja. Namun belum lagi dapat giliran mandi, Erwin mengajak kami semua menikmati sunset di dekat penginapan. Hmm..ayoklah. Mandinya nanti saja :p


Dan sunset pertama di Karimunjawa sempurna menutup hariku dengan indah. Malam itu, aku dan Renny sepakat untuk tidur cepat. Demi menjemput sibuknya agenda esok hari :D

Minggu, 7 Oktober 2012

Tour de islands...
Hari kedua di Karimunjawa kami diajak mengunjungi beberapa pulau di sebelah timur pulau utama. Dengan menggunakan kapal mini atau bisa pula disebut perahu motor, semacam sepit beratap, kami pun berlayar membelah lautan *tsaaahhh*. Pulau pertama yang dituju adalah Pulau Gosong. Menonjol begitu saja di tengah lautan. Berupa pasir putih tanpa satupun pohon yang menumbuhi. Dengan lebar tak lebih dari 5 meter dan panjang tak lebih dari 100 meter, pulau ini memiliki pesona tersendiri. Bila laut sedang pasang hebat, pulau ini tenggelam. Tak terlihat. Beruntungnya kami, bisa sekedar menjejakkan kaki dan berfoto ria disana.

Pulau kedua, Pulau Tengah. Snorkeling time :D. Ini adalah pengalaman snorkeling pertamaku. Pelampung sudah dipakai, kaki katak sudah, snorkel juga sudah terpasang. Sudah belajar juga bernafas lewat mulut dengan menggunakan snorkel. Tinggal nyebur saja ke laut. 


Takut-takut aku menuruni tangga kapal, mengingat kemampuan berenangku yang aahh..payah.. tapi toh akhirnya nyebur juga di laut. Dengan masih berpegangan pada tali yang mengaitkan kapal dengan karang, aku memberanikan diri melongok laut lebih ke dalam lagi. Dan Subhanallah...pemandangan yang luar biasa. Terumbu-terumbu karang yang cantik memenuhi penglihatanku. Aku pun berputar arah. Berenang ke arah sebaliknya. Melihat pasangan Pak Oki dan Ibu Inchie yang berenang bergandengan tangan, Renny yang ganti snorkel, juga Bang Bora, Bang Rico dan kawan bule mereka yang berenang lincah tanpa pelampung. Seru sekali. Sesekali Erwin menggandengku berenang lebih dalam. Menunjukkan terumbu karang yang luar biasa cantik. Dengan warna-warni yang beragam. Biru, hijau tosca, kuning, merah, coklat juga ungu. Cantik sekali. Belum lagi ikan-ikan cantik yang lewat di depan mata. Dekat sekali. Tak pernah menyangka akan melihat yang seperti ini.


Lelah bersnorkeling, kami pun naik lagi ke kapal. Menuju daratan Pulau Tengah. Makan siang. Sembari menanti mas-mas guide bakar ikan, kami pun sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sekedar berjemur, memancing, pun foto-foto. Aku dan Renny memilih untuk pergi ke sisi lain pulau. Berkeliling menikmati keindahan pulau yang entah susah sekali rasanya diungkapkan lewat kata-kata.

Selesai jalan-jalan, ikan bakar sudah siap, hap-hap makanlah kami semua. Nikmat kali rasanya. Alhamdulillah...:D. Perut sudah kenyang, kami pun siap menuju pulau selanjutnya.

Pulau Kecil

Snorkeling kedua di hari itu. Sudah mulai beradaptasi dan terbiasa bergelut dengan air laut. Terumbu karang yang eksotis masih saja menghipnotisku. Ikan hias pun nampaknya lebih banyak berseliweran. Tak bosan-bosannya aku menatap keindahan di bawah laut. Sayang sekali tak bisa menyentuh. Peraturan penting yang disampaikan para guide sebelum kami snorkeling adalah dilarang menyentuh terumbu karang. Sebab hal itu akan mengganggu pertumbuhan terumbu karang. Oh ya baiklah, bahkan dengan melihat saja aku sudah sangat senang :D


Selesai snorkeling, kami semua berkeliling pulau. Mengertilah aku mengapa pulau ini dinamakan Pulau Kecil. Karena memang pulaunya tak seberapa besar. Tak butuh waktu terlalu lama untuk mengelilingi penuh pulau ini. Meski begitu, keindahan disana tak sekecil namanya. 


Hari beranjak sore. Kami pun harus mengakhiri petualangan hari itu. Tak sabar rasanya menanti hari esok. Menanti kejutan-kejutan selanjutnya :)


#p.s.: foto underwater diambil oleh mas guide lokal Pulau Karimunjawa