Euphoria film 5cm masih membahana hingga di detik saya
menulis ini. Cetaarr menggelegar badai kalau kata Syahrini. Film yang diangkat
dari novel best-seller karya Donny Dhirgantoro ini berhasil menyedot animo
masyarakat Indonesia. Dengan mengusung tema nasionalisme, film ini layak
ditonton oleh siapa saja.
Perjuangan untuk mendapatkan tiket film 5cm sebelum hari H
pemutaran perdana pun tidak bisa dikatakan mudah. Mulai dari di-judes-in pak
satpam sampai menunggu Pak Ilham selaku manager 21 berjam-jam di bioskop. Tapi
raut bosan kami [mba Nurul, mba Helley, dan saya] berganti jadi sumringah
ketika akhirnya 181 tiket sudah di tangan. Iya, tidak salah baca, 181 tiket.
Bukan hendak menjadi calo kawan :p. Tapi memang jumlah tiket yang akan kami
beli mewakili teman-teman Sahabat 5cm segitu jumlahnya. Pembagian tiket pun
dimulai hingga hari berikutnya sebelum film dimulai.
Back to the movie...
Film hasil olah sutradara bertangan dingin Rizal Mantovani
ini berkisah tentang persahabatan 5 anak manusia yang sudah terjalin lebih dari
10 tahun lamanya. Terdiri dari 4 cowok yakni Genta (Fedi Nuril), Zafran
(Herjunot Ali), Ian (Igor Saykoji), Arial (Denny Sumargo) dan dilengkapi 1
bidadari paling cantik di geng ini bernama Riani yang diperankan oleh Raline
Shah. Karakter yang berbeda dari tiap orang namun saling melengkapi digambarkan
jelas di film ini. Genta “the leader” yang selalu berfikir matang, kaya ide,
dapat diandalkan sekaligus sahabat yang paling enak diajak curhat. Zafran si
penyair galau, penggemar berat Kahlil Gibran, dan naksir berat sama Arinda aka
Dinda (diperankan oleh Pevita Pearce) yang tiada lain adalah adik dari Arial.
Ian yang berbadan super jumbo, penggemar berat Indomie, klub sepak bola
Manchester United dan artis cantik nan seksi Happy Salma. Lalu Arial sang
Rambo, cowok berbadan kekar yang rajin fitness tapi selalu gugup dan nggak bisa
ngomong kalo udah berada di depan cewek yang ditaksir. Dan terakhir, Riani,
cewek cantik dan pintar ini pengertian banget. Hafal mati kebiasaan dan
kesukaan sahabat-sahabatnya, digambarkan dengan baik dalam adegan saat Riani
memesankan menu yang ekstra ribet dan berbeda-beda untuk keempat sahabatnya.
Alur cerita dimulai ketika pada suatu malam di Secret
Garden, tempat nongkrong mereka, Genta mengusulkan pada sahabat-sahabatnya itu
untuk tidak bertemu maupun berkomunikasi dengan cara apapun selama 3 bulan. Ini
dimaksudkan agar semuanya belajar keluar dari zona nyaman mereka selama ini,
agar mereka bejuang meraih mimpi-mimpi mereka. Gagasan ini awalnya ditolak,
terutama oleh Riani. Tapi lambat laun,
gagasan ini pun diterima, meskipun dengan berat hati. Bisa dimaklumi, mereka
sudah bersahabat selama 10 tahun lebih tanpa pernah melewatkan satu weekend pun
bersama-sama. Genta menjanjikan akan membuat rencana hebat saat pertemuan pertama
di 3 bulan mendatang.
Dan 3 bulan terberat untuk 5 anak manusia ini pun dimulai.
Rasa kangen yang tak terkira kerap kali menghinggapi mereka berlima. Banyak hal
yang mereka lakukan untuk berkonsentrasi mengejar mimpi-mimpi mereka di 3 bulan
itu. Ian, satu-satunya yang belum lulus kuliah diantara mereka berlima,
berjuang mati-matian untuk menyelesaikan skripsi. Genta yang sibuk dengan
proyek-proyek besarnya. Arial yang berjuang untuk melawan rasa gugupnya dan mulai
mendekati Indy, gadis yang sudah ditaksirnya sejak lama. Riani yang memilih
lembur di kantor untuk menebas rasa rindunya pada keempat sahabatnya. Dan juga
Zafran, yang mulai menjalankan misi pedekate dengan Dinda. Meskipun kadang
dibuat jengkel dengan kepolosan Dinda, Zafran pantang mundur. Disini penonton
disuguhkan banyak adegan lucu yang mengundang tawa.
Satu minggu sebelum hari pertemuan perdana mereka, Genta
mengirimkan SMS kepada empat sahabatnya. Mereka akan bertemu di Stasiun Senen
dengan membawa semua peralatan yang disebutkan Genta dalam pesan singkatnya.
Tidak ada yang tau apa rencana Genta sesungguhnya. Mereka hanya peduli bahwa
seminggu lagi mereka akan bertemu. Melepas rindu setelah melewati 3 bulan yang
menguras hati dan energi.
Dan hari H pun tiba. Genta, Zafran, Riani, Arial yang
mengajak serta Dinda pun meluapkan segala rindu di stasiun. Tertawa, bercanda,
berpelukan. Namun hingga kereta hampir berangkat, batang hidung si manusia
jumbo Ian belum tampak. Kereta bergerak perlahan. Ian muncul dengan sekardus
Indomie di pelukannya. Adegan lari-larian mengejar kereta pun terjadi. Emm...digambarkan
dengan agak lebay sih menurut saya, tapi tak apalah ^_^v
Kereta melaju meninggalkan Jakarta menuju Malang. Dan Genta
tak mengingkari janjinya, perjalanan kala itu benar-benar istimewa. Genta
membawa keempat sahabatnya plus Dinda mendaki gunung tertinggi di Jawa, Gunung
Semeru. Sempat ada keraguan apakah mereka akan sanggup mencapai tanah tertinggi
di Jawa itu, tapi mereka saling menguatkan, berusaha mempercayai bahwa mereka
bisa, dan mereka mengusahakannya.
Yang kita perlukan sekarang cuma kaki yang akan berjalan
lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering
melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati
yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu
berdoa. [5cm.]
Perjalanan mendaki Semeru selalu istimewa. Selalu ada
kejutan di setiap belokan. Dan film 5cm berhasil dengan sukses mengambil gambar
Semeru dari sudut-sudut yang sempurna. Ya meskipun mau diambil dari sudut mana
saja Semeru tetap indah ya :D
Perjuangan mendaki puncak Mahameru pun digambarkan dengan
lumayan bagus. Pasirnya, batunya, semuanya. Dan tentang batu yang melorot dan
menggelinding itu benar adanya. Bukan lebay ya sodara-sodara :). Namun ada yang cukup menarik perhatian saya, yakni pemain yang sedang melakukan pendakian menuju puncak dengan mengenakan celana jins. Saya rasa itu akan benar-benar menyiksa bila dipakai beneran saat muncak, mengingat suhu di Gunung Semeru yang luar biasa dingin. Juga tak adanya perbekalan yang mereka bawa ketika hendak muncak. Itu hampir mustahil tidak makan ataupun minum dari Arcopodo [tempat terakhir mereka meninggalkan barang-barang dan tenda] sampai puncak Mahameru. Waktu pendakian yang cukup lama, track pendakian yang tidak mudah, serta energi yang banyak dipakai, rasanya kurang masuk akal bila tidak minum barang setetes. Tapi overall bolehlah. Anggaplah adegan mereka sedang minum atau semacamnya tidak di shoot :). Ah ya, satu lagi. Jangan berenang di Ranu Kumbolo ya :). Itu bukan buat berenang, air disana untuk minum para pendaki juga, jadi jangan dicemari :)
Dari sudut pandang saya selaku penonton, yang paling
istimewa adalah film ini berhasil membawa kembali memori-memori tentang perjalanan
saya bersama sahabat-sahabat. Membawa kembali semua ingatan tentang indahnya
Ranu Kumbolo, kerennya Oro-Oro Ombo, hijaunya hutan Cemara Kandang, dinginnya
Kalimati, mencekamnya Arcopodo, romantisnya memandang bintang di Cemara
Tunggal, juga frustasinya mendaki gunung pasir menuju tanah tertinggi di Pulau
Jawa. Semacam menonton perjalanan sendiri dari sudut yang lain. Namun tetap
dengan rasa yang sama.
Meskipun ada banyak adegan di novel yang (menurut saya) penting
namun tidak divisualisasikan, juga ending yang sedikit berbeda dengan yang ada
dalam novel, film 5cm secara garis besar bagus. Pesan yang ingin disampaikan
sudah tergambarkan dengan cukup baik. Tentang persahabatan, cinta, perjuangan
meraih mimpi, pun bagaimana kita mencintai bangsa kita sendiri.
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu
taruh disini, di depan kening kamu..jangan menempel. Biarkan dia menggantung,
mengambang, 5 centimeter di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas
dari mata kamu..[5cm.]
Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi..[5cm.]
dengan tidak mengurangi rasa hormat,walaupun saya belum pernah kesana (mahameru, red)..tapi alangkah lebih bijaksana kalo dalam adegan tertentu dibuat seNyata mungkin dan lebih masuk akal...perjalanan kesana butuh persiapan ekstra serta pengalaman tentunya,bukan sekedar jalan-jalan biasa..
BalasHapusjangan sampai ada banyak "pendaki dadakan" yang menjadi korban...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus