Minggu, 16 Desember 2012

5cm. : sebab perjalanan ini takkan terlupa




Euphoria film 5cm masih membahana hingga di detik saya menulis ini. Cetaarr menggelegar badai kalau kata Syahrini. Film yang diangkat dari novel best-seller karya Donny Dhirgantoro ini berhasil menyedot animo masyarakat Indonesia. Dengan mengusung tema nasionalisme, film ini layak ditonton oleh siapa saja.

Perjuangan untuk mendapatkan tiket film 5cm sebelum hari H pemutaran perdana pun tidak bisa dikatakan mudah. Mulai dari di-judes-in pak satpam sampai menunggu Pak Ilham selaku manager 21 berjam-jam di bioskop. Tapi raut bosan kami [mba Nurul, mba Helley, dan saya] berganti jadi sumringah ketika akhirnya 181 tiket sudah di tangan. Iya, tidak salah baca, 181 tiket. Bukan hendak menjadi calo kawan :p. Tapi memang jumlah tiket yang akan kami beli mewakili teman-teman Sahabat 5cm segitu jumlahnya. Pembagian tiket pun dimulai hingga hari berikutnya sebelum film dimulai.


Back to the movie...
Film hasil olah sutradara bertangan dingin Rizal Mantovani ini berkisah tentang persahabatan 5 anak manusia yang sudah terjalin lebih dari 10 tahun lamanya. Terdiri dari 4 cowok yakni Genta (Fedi Nuril), Zafran (Herjunot Ali), Ian (Igor Saykoji), Arial (Denny Sumargo) dan dilengkapi 1 bidadari paling cantik di geng ini bernama Riani yang diperankan oleh Raline Shah. Karakter yang berbeda dari tiap orang namun saling melengkapi digambarkan jelas di film ini. Genta “the leader” yang selalu berfikir matang, kaya ide, dapat diandalkan sekaligus sahabat yang paling enak diajak curhat. Zafran si penyair galau, penggemar berat Kahlil Gibran, dan naksir berat sama Arinda aka Dinda (diperankan oleh Pevita Pearce) yang tiada lain adalah adik dari Arial. Ian yang berbadan super jumbo, penggemar berat Indomie, klub sepak bola Manchester United dan artis cantik nan seksi Happy Salma. Lalu Arial sang Rambo, cowok berbadan kekar yang rajin fitness tapi selalu gugup dan nggak bisa ngomong kalo udah berada di depan cewek yang ditaksir. Dan terakhir, Riani, cewek cantik dan pintar ini pengertian banget. Hafal mati kebiasaan dan kesukaan sahabat-sahabatnya, digambarkan dengan baik dalam adegan saat Riani memesankan menu yang ekstra ribet dan berbeda-beda untuk keempat sahabatnya.

Alur cerita dimulai ketika pada suatu malam di Secret Garden, tempat nongkrong mereka, Genta mengusulkan pada sahabat-sahabatnya itu untuk tidak bertemu maupun berkomunikasi dengan cara apapun selama 3 bulan. Ini dimaksudkan agar semuanya belajar keluar dari zona nyaman mereka selama ini, agar mereka bejuang meraih mimpi-mimpi mereka. Gagasan ini awalnya ditolak, terutama oleh Riani.  Tapi lambat laun, gagasan ini pun diterima, meskipun dengan berat hati. Bisa dimaklumi, mereka sudah bersahabat selama 10 tahun lebih tanpa pernah melewatkan satu weekend pun bersama-sama. Genta menjanjikan akan membuat rencana hebat saat pertemuan pertama di 3 bulan mendatang.

Dan 3 bulan terberat untuk 5 anak manusia ini pun dimulai. Rasa kangen yang tak terkira kerap kali menghinggapi mereka berlima. Banyak hal yang mereka lakukan untuk berkonsentrasi mengejar mimpi-mimpi mereka di 3 bulan itu. Ian, satu-satunya yang belum lulus kuliah diantara mereka berlima, berjuang mati-matian untuk menyelesaikan skripsi. Genta yang sibuk dengan proyek-proyek besarnya. Arial yang berjuang untuk melawan rasa gugupnya dan mulai mendekati Indy, gadis yang sudah ditaksirnya sejak lama. Riani yang memilih lembur di kantor untuk menebas rasa rindunya pada keempat sahabatnya. Dan juga Zafran, yang mulai menjalankan misi pedekate dengan Dinda. Meskipun kadang dibuat jengkel dengan kepolosan Dinda, Zafran pantang mundur. Disini penonton disuguhkan banyak adegan lucu yang mengundang tawa.

Satu minggu sebelum hari pertemuan perdana mereka, Genta mengirimkan SMS kepada empat sahabatnya. Mereka akan bertemu di Stasiun Senen dengan membawa semua peralatan yang disebutkan Genta dalam pesan singkatnya. Tidak ada yang tau apa rencana Genta sesungguhnya. Mereka hanya peduli bahwa seminggu lagi mereka akan bertemu. Melepas rindu setelah melewati 3 bulan yang menguras hati dan energi.

Dan hari H pun tiba. Genta, Zafran, Riani, Arial yang mengajak serta Dinda pun meluapkan segala rindu di stasiun. Tertawa, bercanda, berpelukan. Namun hingga kereta hampir berangkat, batang hidung si manusia jumbo Ian belum tampak. Kereta bergerak perlahan. Ian muncul dengan sekardus Indomie di pelukannya. Adegan lari-larian mengejar kereta pun terjadi. Emm...digambarkan dengan agak lebay sih menurut saya, tapi tak apalah ^_^v

Kereta melaju meninggalkan Jakarta menuju Malang. Dan Genta tak mengingkari janjinya, perjalanan kala itu benar-benar istimewa. Genta membawa keempat sahabatnya plus Dinda mendaki gunung tertinggi di Jawa, Gunung Semeru. Sempat ada keraguan apakah mereka akan sanggup mencapai tanah tertinggi di Jawa itu, tapi mereka saling menguatkan, berusaha mempercayai bahwa mereka bisa, dan mereka mengusahakannya.

Yang kita perlukan sekarang cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa. [5cm.]

Perjalanan mendaki Semeru selalu istimewa. Selalu ada kejutan di setiap belokan. Dan film 5cm berhasil dengan sukses mengambil gambar Semeru dari sudut-sudut yang sempurna. Ya meskipun mau diambil dari sudut mana saja Semeru tetap indah ya :D

Perjuangan mendaki puncak Mahameru pun digambarkan dengan lumayan bagus. Pasirnya, batunya, semuanya. Dan tentang batu yang melorot dan menggelinding itu benar adanya. Bukan lebay ya sodara-sodara :). Namun ada yang cukup menarik perhatian saya, yakni pemain yang sedang melakukan pendakian menuju puncak dengan mengenakan celana jins. Saya rasa itu akan benar-benar menyiksa bila dipakai beneran saat muncak, mengingat suhu di Gunung Semeru yang luar biasa dingin. Juga tak adanya perbekalan yang mereka bawa ketika hendak muncak. Itu hampir mustahil tidak makan ataupun minum dari Arcopodo [tempat terakhir mereka meninggalkan barang-barang dan tenda] sampai puncak Mahameru. Waktu pendakian yang cukup lama, track pendakian yang tidak mudah, serta energi yang banyak dipakai, rasanya kurang masuk akal bila tidak minum barang setetes. Tapi overall bolehlah. Anggaplah adegan mereka sedang minum atau semacamnya tidak di shoot :). Ah ya, satu lagi. Jangan berenang di Ranu Kumbolo ya :). Itu bukan buat berenang, air disana untuk minum para pendaki juga, jadi jangan dicemari :)

Dari sudut pandang saya selaku penonton, yang paling istimewa adalah film ini berhasil membawa kembali memori-memori tentang perjalanan saya bersama sahabat-sahabat. Membawa kembali semua ingatan tentang indahnya Ranu Kumbolo, kerennya Oro-Oro Ombo, hijaunya hutan Cemara Kandang, dinginnya Kalimati, mencekamnya Arcopodo, romantisnya memandang bintang di Cemara Tunggal, juga frustasinya mendaki gunung pasir menuju tanah tertinggi di Pulau Jawa. Semacam menonton perjalanan sendiri dari sudut yang lain. Namun tetap dengan rasa yang sama. 

Meskipun ada banyak adegan di novel yang (menurut saya) penting namun tidak divisualisasikan, juga ending yang sedikit berbeda dengan yang ada dalam novel, film 5cm secara garis besar bagus. Pesan yang ingin disampaikan sudah tergambarkan dengan cukup baik. Tentang persahabatan, cinta, perjuangan meraih mimpi, pun bagaimana kita mencintai bangsa kita sendiri.

Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu..jangan menempel. Biarkan dia menggantung, mengambang, 5 centimeter di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu..[5cm.]

Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi..[5cm.]

2 komentar:

  1. dengan tidak mengurangi rasa hormat,walaupun saya belum pernah kesana (mahameru, red)..tapi alangkah lebih bijaksana kalo dalam adegan tertentu dibuat seNyata mungkin dan lebih masuk akal...perjalanan kesana butuh persiapan ekstra serta pengalaman tentunya,bukan sekedar jalan-jalan biasa..
    jangan sampai ada banyak "pendaki dadakan" yang menjadi korban...

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus